Pada kelinci
dewasa, panjang total saluran pencernaan sekitar 4,5 sampai 5 m. Makanan masuk
dalam saluran pencernaan dari mulut melalui esofagus yang pendek dan segera
masuk ke lambung yang sederhana. Lambung kelinci menampung sekitar 90-100 gram
makanan selama 3-6 jam.
Makanan selanjutnya
akan melalui usus halus sepanjang 3 m dengan diameter 0,8-1 cm. Dalam usus
halus ini terjadi pencernaan enzimatik oleh empedu (dari liver) dan enzim
pankreas. Sebagian makanan yang sudah terurai kemudian diserap oleh dinding
usus halus. Usus halus ini selanjutnya akan bermuara di usus yang di sebut caecum.
Bagian caecum
panjangnya 40-45 cm dengan diameter 3-4 cm. Pada caecum ini terdapat appendix
(usus buntu) sepanjang 10-12 cm. Dalam caecum inilah terjadi proses fermentasi
yang menakjubkan selama 2-12 jam. Fermentasi terjadi karena adanya bakteri pencernaan
yang menghasilkan enzim fermentasi. Fermentasi ini adalah inti keunggulan dari proses
pencernaan kelinci. Dengan adanya fermentasi, sisa makanan dalam caecum akan
meningkat kandungan nutrisinya. Dan setelah mengalami fermentasi di caecum,
makanan akan masuk ke usus besar sepanjang 1,5 m. Dalam usus besar ini terjadi
penyerapan air dan pemadatan sisa makanan sehingga menghasilkan feses maupun
caecotroph. Feses dan caecotroph ini kemudian akan keluar melalui anus.
Ada proses
yang unik di dalam usus besar kelinci. Bila makanan dari caecum masuk usus
besar saat pagi hari makan usus besar akan menghasilkan lendir dan membentuk
sisa makanan terfermentasi menjadi butiran bergerombol yang disebut caecotroph.
Caecotroph ini akan dimakan kembali oleh kelinci karena mengandung nutrisi yang
sangat tinggi. Bila sisa makanan masuk usus besar di waktu yang lain, maka usus
besar akan memilah-milah makanan. Bagian yang cair dan partikel kecil akan
didorong masuk kembali ke caecum. Sedangkan bagian padat dan partikel besar
akan dibentuk menjadi feses.